BAB 10

Tata Cara Meditasi Perenungan (Dhyana) terhadap BODHISATTVA BHAISAJYASAMUDGATA


Sang Buddha kembali ber-alih kepada Sang Maitreya,

"Oh Ajita, Sekarang Aku akan mem-beritahu-kan

Tata Cara Meditasi Perenungan (Dhyana) terhadap Bodhisattva Bhaisajyasamudgata


Dengar-kan-lah baik-baik. Setelah Aku ber-Parinirvana nanti, apabila terdapat Bhiksu, Bhiksuni, Upasika, Upasaka yang ber-niat me-laksana-kan Dhyana terhadap Bodhisattva Bhaisajyasamudgata maka ia harus me-laksana-kan

1.        Men-jalan-kan Sila dengan Tekun, jangan ter-pengaruh oleh Sravaka atau Pratyeka Buddha yang ber-pandangan keliru.

2.        Rajin belajar Dharma dan Ilmu Pengetahuan.

3.        Ber-Hati lapang, tidak sombong, ber-Welas Asih terhadap Sesama dan suka menolong Mereka yang sedang mengalami penderitaaan.

4.        Tidak ber-sifat tamak, ber-pendirian Teguh dan tidak mudah ter-pengaruh.

5.        Ber-sikap Adil (Samatadharma) hingga akan di-hormati oleh Orang Lain.

6.        Melakukan Vipasyana (Meditasi dengan ber-fokus kepada suatu Objek) dan Samatha (Samadhi Ketenangan atau Tanpa Objek).

7.        Tidak merasa ragu terhadap Dharma Paramita sebagai satu Jalan untuk mencapai Pembebasan Diri secara total.



Ketahui-lah Oh, Ajita, apabila Mereka men-jalan-kan Tujuh Metode Dharma ini maka mereka akan ber-Kesempatan untuk bertemu dengan Bodhisattva Bhaisajyasamudgata dan melihat wujud-Nya degan jelas.


Tinggi tubuh-Nya sekitar 16 Yojana dan ber-warna ke-emas-an dan ber-sinar terang bagai-kan Emas Jambunada indah sekali. Di dalam Lingkaran sinar emas tersebut ter-dapat 16 Koti Gambaran Buddha (Buddha Nirmita) dengan tinggi masing-masing 8 Kaki dan sedang ber-duduk ber-sila di atas Bunga Teratai Mustika.


Tiap-tiap Buddha Nirmita di-dampingi oleh 16 Bodhisattva yang sedang memegang Bunga Putih dan mereka semua ber-putar dari kanan ke kiri mengikuti gerakan Lingkaran Sinar. Di dalam Lingkaran Sinar itu pula mereka dapat me-lihat Negeri-Negeri Buddha dan Bodhisattva yang ada di Sepuluh Penjuru Semesta.


Sembulan ubun-ubun (Usnisa) yang ada di puncak kepala-Nya itu ber-bentuk seperti Kumpulan Mutiara Sakrabhilagna yang ber-sinar ke-emas-an, pada setiap pancaran sinar-nya terdapat 4 Kuntum Bunga Mustika yang me-miliki ratusan macam warna.


Bunga-Bunga yang ber-aneka warna tersebut secara samar-samar menampakkan bayangan Gambaran Buddha dan Bodhisattva yang tak ter-hitung jumlah-nya.


Ciri-ciri atau tanda-tanda tersebut adalah termasuk dalam 32 Tanda Ke-agung-an dan 80 Ke-istimewa-an yang di-miliki oleh Bodhisattva Bhaisajyasamudgata.


Pada dasar-nya, tiap tanda dari ke-32 Tanda Ke-agung-an tersebut dapat me-mancar-kan lima macam sinar, demikian pula setiap ciri dari 80 Ke-istimewa-an dapat me-mancar-kan ratus-an ribu cahaya.


Rambut putih (Urnahkesa) yang ada di tengah-tengah kening Beliau juga me-mancar-kan cahaya bening ber-warna seperti Emas Jambunada dan ber-sinar panjang sekali.


Apabila Para Umat tersebut setelah Mendengar atau Mengenal Nama Sang Bodhisattva Bhaisajyasamudgata kemudian Mereka ber-Tekad dan ber-Sungguh-sungguh untuk selalu Menyebut dan Memuliakan Nama Beliau atau me-laksana-kan Dhyana terhadap Beliau, maka Sang Bodhisattva akan muncul di hadapan-nya dan me-mancar-kan sinar emas-nya kepada Mereka agar mereka ter-berkati.


Di dalam cahaya-nya tersebut, Sang Bodhisattva dapat ber-ubah-ubah wujud, Ia dapat men-jelma menjadi Dewa Isvararupa, Dewa Brahmarupa, Maradevarupa, Sakrarupa, Dewa-Dewa dari Sorga Catur Maharaja Kayika atau men-jelma menjadi Asurarupa, Gandharvarupa, Kinnaraupa, Mahoragarupa, Garudarupa, Manusia, Mahluk Bukan-Manusia, Nagarupa, Rajarupa, Mahargha (Pejabat Tinggi), Sresthirupa (Tokoh Tetua), Grhapatirupa, Sramanarupa, Brahmanarupa, Devarupa, Kakek atau Nenek kita, Ayah-Bunda kita, Saudara Laki-laki atau Perempuan kita, Pasangan Suami atau Istri kita, Sanak Saudara kita, seorang Dokter Ahli, juga Sahabat Karib kita, dan sebagai-nya.


"Oh, Ajita, Mereka yang men-jalan-kan Dharma ini akan men-dapat Kesempatan Baik untuk bertemu dengan Bodhisattva Bhaisajyasamudgata di dalam mimpi-nya, di-mana Sang Bodhisattva akan mengajarkan Mantra-Mantra Penting yang ber-Nama Bhaisajyaraja Dharani dan Bhasajyasamudgata Dharani.


Berkat Mantra tersebut maka Karma-karma buruk-nya yang ter-kumpul selama ber-Kalpa yang Lampau dengan se-ketika akan ter-hapus-kan dan setelah Ia bangun dari mimpi-nya Ia akan dapat meng-ingat kejadian serta Mantra tersebut dengan jelas dan seksama bagai-kan suatu pengalaman nyata".


* * * * * * * * * *