BODHISATTVA RAJA OBAT
Lalu Sang Buddha ber-alih ke Arya Ananda, "Oh, Arya Ananda Yang Bijak,
Obat Haritaki yang di-ramu
dari bahan-bahan yang di-kumpul-kan oleh Sresthika
Jyotisprabha
dari daerah Pegunungan
Himalaya dan di-persembah-kan kepada Para Sangha, ternyata memang
ber-manfaat. Setelah Mereka meng-konsumsi Obat Osadhi itu, dua macam Penyakit
yang telah lama di-derita berhasil di-sembuh-kan. Ke-dua macam Penyakit itu adalah:
1. Ke-tidak-seimbang-an di antara Catur Maha-Dhatu
(Empat Unsur Fisik: Tanah, Air, Api,
Udara).
2. Penyakit Batin atau Pikiran
berupa perasaan resah, cemas, gelisah akibat
ada-nya Klesa sehingga meng-akibat-kan ke-jengkel-an, marah-marah, kebencian akibat Tri Akusala-Mula (Tiga Akar Kejahatan)
"Oh, Arya Ananda, setelah
ke-dua macam Penyakit itu ter-sembuh-kan maka Mereka dapat mem-bangkit-kan Bodhicitta-nya sehingga Mereka
dapat menempuh Jalan
menuju Anuttara Samyaksambodhi.
Karena hal itu-lah maka Para Sangha
itu menjadi gembira dan ber-seru : “Betapa Bahagia-nya !
Kini Kami pasti akan men-capai Tingkat ke-Buddha-an di Masa yang Akan Datang !”
Lalu Para Sangha
tersebut ber-rembug
untuk men-cari cara mem-beri-kan
Penghargaan kepada Sang
Sresthika
agar Budi Baik-Nya selalu di-kenang, karena berkat Obat
Osadhi-nya lah maka kini Mereka
semua me-miliki status Dharma-Raja
dan me-miliki Kekuatan terhadap Tiga Ribu Maharibu Sistim Dunia.
Lalu Mereka ber-sepakat untuk mem-beri-kan
Gelar Kehormatan kepada Sang Sresthika Jyotisprabha, yaitu
“Bodhisattva Bhaisajyaraja”
yang arti-nya
"Oh, Arya Ananda, pada
saat Sang Bhaisajyraja men-dengar
mereka memberi-Nya Gelar “Bhaisajyaraja” perasaan-Nya menjadi sangat ter-haru lalu ia pun ber-Terimakasih kepada Sangha, “Oh, Para
Maha Bhandanta Sekalian ! Kalian telah ber-Baik Hati
memberi-Ku Gelar Yang Terhormat,
untuk itu dengan Gelar-Ku
yang baru ini, Aku me-mohon kepada yang ber-Kuasa agar dari tangan-Ku dapat meng-hujani Para Umat
dengan Obat Osadhi sehingga Mereka Semua dapat ter-bebas dari penyakit apa pun.
Bagi Mereka yang
mengenal Nama Saya, atau melakukan Puja kepada Saya, atau me-laksana-kan Dhyana terhadap Saya, maka setelah mereka menerima Obat Dharma
dari-Ku berupa
Dharani Luhur Tanpa Batas
ini,
maka Karma-Karma buruk Mereka akan ter-hapus dan apa yang mereka Cita-cita-kan akan terwujud.
Jika Saya telah mencapai
ke-Buddha-an maka Jasa-Jasa
yang Mereka perbuat pasti akan
men-dapat Pahala yang setimpal".
"Oh, Arya Ananda, pada
waktu Sang Bodhisattva Bhaisajyaraja ber-bicara kepada Para Sangha,
tiba-tiba muncul sebuah Sapta-Ratna Chatra (Tudung atau Payung 7 Mustika) di Langit
lalu per-lahan-lahan turun ke Kepala Sang Bhaisajyaraja.
Tudung tersebut me-mancar-kan sinar yang terang serta mengeluarkan
bunyi Nyanyian Syair (Gatha) dengan kata-kata sebagai berikut :
Oh, Sang
Mahasattva yang ber-Hati Tulus dan ber-Budi Luhur,
Yang men-dana-kan
Osadhi ber-Khasiat kepada Para Umat,
Pasti-lah Ia
akan men-capai ke-Buddha-an di Masa Mendatang,
Yang akan di-kenal sebagai
Buddha Vimala-Netra,
Yang akan menyelamatkan banyak Dewa dan Manusia,
Me-mancar-kan perasaan Cinta Kasih yang tak ter-batas,
Dengan Panca-Caksu
(Mata Kebijakan) menerangi ke-gelap-an,
Dia-lah
Sang
Bhaisajyaraja,
seorang Calon Buddha Yang Maha-Karuna".
"Setelah mendengar Gatha-Gatha tersebut Sang Bhaisajyaraja menjadi sangat bahagia lalu dengan tenang ia mulai memasuki Samadhi yang bernama Atyantabhava-vyuha
Samadhi.
Di dalam Samadhi yang Luhur
ini, Ia dapat me-lihat demikian banyak Para Tathagata yang berada di Sepuluh Penjuru Semesta dan sejak saat itu pula Karma buruk-nya menjadi ter-hapus total dan Ia pun ter-bebas dari Roda Kelahiran
dan Kematian se-panjang
900 Koti Asamkhya Kalpa lama-nya".
* * * * *
* * * * *